Jumat, 30 Maret 2012

LAGU UNTUK RARA


‘ Maafkan aku AR… seruku ketika Mas Ar mengajaku jalan-jalan disuatu sore yang indah. Karena ku tahu Mas Ar kelihatannya suntuk. Dan mas Ar seharusnya tahu juga kondisiku yang belum membaik setelah seminggu baru keluar dari rumah sakit. Kelihatan dengan jelas wajah Mas Ar begitu Bete dan wajah yang seperti artis papan atas di tahun Sembilan puluhan, terlihat dengan jelasnya ketika dia sedang ngambek kalau aku diajak menemani jalan keluar tidak bisa dipenuhi.
“ Sebenarnya kamu sakit apa sih Ra??? Tanya Mas Ardy pelan.
“ Cuma demam biasa aja Mas, mungkin kecapaian aja, karena kemarin di sekolah banyak sekali kegiatan”? Jawabku untuk menghibur dan menutupi Mas Ardy.
“ Bener…. ? Tanya Mas Ardy kembali. Kok kenapa kamu kemarin tiba-tiba pinsan di sekolah? Tanyanya kembali seperti seorang ditektiv yang di tugaskan untuk mencari tahu.
“ Sebenarnya penyakitku bukan kecapaian Mas… seruku dalam hati, ada sesuatu penyakit yang kata dokter aku tidak bisa hidup lebih lama lagi, dan penyakitku sudah menahun, seperti halnya penyakit yang semua orang wanita di dunia ini bakal di takutin, selain kematian hal yang paling fatal adalah tidak bisa memberikan keturunan.
“ Heeee… kenapa diam nona manisku? Seru Mas Ardy mengejutkan padangan kosongku. Sambil memandangi mata elang Mas Ardy yang begitu tajam menusuk ke relung hati ku.
“ Duh apakah benar vonis dokter terhadap penyakitku? Ya Allah mudah-mudahan salah apa yang dokter sampaikan melalui telephon, akh.. bila emang ini ajal yang harus aku terima sebagai Hambamu aku iklas, karena aku tahu Engkau sayang pada hambamu, yang selalu bertakwa kepadamu.. Gumanku dalam hati.
Tanpa sadar air mataku menetes, ku coba untuk berusaha tegar dihadapan orang yang telah memberiku sebuah pelita, harapan dan impian indah. Namun mampukah aku bertahan? Atau sekedar berjuang untuk aku hidupku, karena aku bakalan pergi meninggalkan orang-orang yang selalu menyayangi dan mencintaiku.
“ Ra eih.. kenapa menangis? Lihat ini aku bisa buat kamu tidak sedih, apa perlu saya hibur kamu dengan menyanyi dan main gitar?. Kok kamu aneh.. ada apa? Tanya Mas Ardy kembali.
“ Udah-udah? Kita nyanyi aja ya.. sambil Mas Ardy main gitar dan kamu dengarin aja disitu. Putri kecilku.. Rayu mas Ardy kembali.
Tidak lama kemudian Mas Ardy langsung menyabet gitar yang ada di ruang tamu. Di teras rumah dengan view luar sana pemandangan hijau, suasana yang asri di balik pohon pinus yang bersautan terdengan lirih dengan angin sore yang begitu spoynya kurasakan.
Dari balik gitar berdeting dan suara Mas Ardy yang begitu membuatku semakin perih, mana kala kelak aku tidak bisa menemanimu setiap saat dan waktu, aku tetap seperti tidak ada suatu hal yang terjadi dalam diriku, meski kadang pengin menjerit, dan ingin teriak sekencang-kecangnya. Tapi kusadar aku tidak bisa melawan takdirku bila suatu ketika Tuhan berkehendak. Hanya kepasrahan di jiwa ini yang senantiasa selalu ada dengan ketulusan dan keiklasan. Dan mestinya aku harus siap.
Setelah dokter memberitahu tetang penyakitku, semalaman aku tidak bisa tidur, hanya berserah layaknya aku sudah siap kapanpun yang Tuhan kehendaki, ku harus siap barang kali itu yang terbaik dari NYA buat aku, dan setiap orang di dunia inipun pasti akan merasakan hal yang sama dimana kelak manusia akan menuju pada gerbang Kematian.
Esok paginya aku sengaja tidak menunggu jemputan Mas Ardy, aku langsung berangkat kesekolah, selain aku coba untuk bisa sedikit menghindar, kurasa jauh lebih baik Mas Ardy ku pertemukan kembali dengan sahabatku yang suka padanya dulu. Jujur saja meski sakit tapi itu jauh lebih baik dari pada kelak Mas Ardy akan lebih sakit lagi bila aku tinggalkan. Buatku sakit sekarang tapi demi orang yang aku cintai bahagia adalah sebuah kebahagiaan yang tidak bisa di ukur dengan apapun.
Sesampainya di sekolah aku hanya memandangi sekeliling kelas, dan di luar sana masih kelihatan sepi, hanya tukang kebun dan penjaga sekolah terlihat. Emamg sengaja aku datang lebih awal dari mereka karena aku merasa kangen dengan sekolahan ini, semenjak ku tinggalkan kemarin di rawat di Rumah sakit. Aku banyak ketinggalan pelajaran padahal sebentar lagi menempuh ujian.
Aku terduduk lemas, ketika aku ingat kata-kata dari dokter kalau kematianku sebentar lagi membuatku tidak percaya dengan semuanya. Rasanya aku telah mati, hanya raga yang bergerak, pikiranku sudah di alam sana entah seperti apa yang kelak terjadi, adakah orang yang menangisi aku? Atau adakah orang yang merasa kehilanganku? Atau ah..  berkecamuk semua di fikiranku membuatku tidak bisa konsentrasi penuh.
Aku sengaja mulai menghindar dari Mas Ardy selain demi kebaikan aku coba bilang kalau aku tidak cinta lagi, ku sudah bicarkan sama sahabatku untuk bisa mendapatkan perhatiannya, meski sahabatku awalnya menolak keinginanku tapi semua kulakukan demi orang yang saya cintai bahagia.
“ Ra ide kamu gila?? Kata Dya memecahkan lamunanku. Kamu fikir aku itu siapa? Ra aku itu sahabtmu dan kamu sudah seperti kakakku.
“ Apa-apaan si Ra?? Kamu udah stress.. Ra tatap aku? Tatap. Seru Dya.  aku masih saja diam tanpa sadar air mataku jatuh.
“ Please Dy aku butuh kamu? Dalam hal ini mau tidak mau aku melibatkan kamu, karena kamu yang bisa mendampingi Mas Ardy kelak bukan aku. Aku sadar itu, ingat dulu kamu juga suka kan? Jawabku dengan tegas agar aku tidak kelihatan menyimpan masalah besar dalam diriku.
“ Oke oke..? but aku tidak mengerti dengan jalan fikiranmu Ra? Apa kamu tega melihat Mas Ardy nanti  kelaknya tidak bahagia? Atau kamu sengaja ingin menjauh dari Mas Ardy, dia itu sayang banget ma kamu Ra? Seru Dya dengan nada agak tinggi.
“ Ya aku tahu Ra? Dulu aku suka Mas Ardy, tapi sekarang enggak Ra? Kok sekarang kamu jadi aneh gitu Ra? Aku nggak habis fikir dengan sikapmu yang sekarang ini. Aneh tau nggak…
“ udah Dy aku mohon.. kamu pengin tahu alasanku, papaku menjodohkan aku dengan anak temannya. Makanya aku takut papaku tahu, hubunganku dengan Mas Ardy gamana nanti? Seruku sambil memohon sama Dya.. please karena hanya kamu yang bisa selametin aku?. Seru Rara kembali memohon.
Tidak tega melihat Rara yang dulu ceria sebelum sakit, rara yang primadona di sekolahan ini, kenapa Rara berubah jadi murung, sepertinya ada tekanan di batin, ada apa sebenarnya yang terjadi di kamu Ra? Seru Dya dalam hati. Please ngomong, jangan kamu buat aku sahabatmu tambah bingung, kamu piker aku mau Ra mengorbankan diri akhirnya pertemanan aku dan kamu putus. Tidak Ra.. meski dulu pernah bersaing tapi sekarang realitanya Mas Ardy memilih kamu, sebagai bunga yang sampai kapanpun terus mekar dihatinya, dan aku tahu itu Ra.
Perubahan Rara semakin menjadi aku sudah kehilangan akal, sampai begitu bencinya kah sama Mas Ardy? Setiap perjumpaan membuat perihnya aku sebagai sahabat melihat episode yang Rara perankan.
Apa sebenarnya yang terjadi Ra, sebagai sahabatmu apa aku salah Ra? Ingin melihat kamu seperti dulu dengan Mas Ardy, selalu ceria dan selalu mejadi Idola sekolahan ini. Kamu sama Mas Ardy sama pinter sesuai dengan jurusannya. Dan kamu adalah pasangan yang cocok, serasi, selalu seia, sekata tapi kini semakin pudar dengan hari-hari yang selalu kalian lalui. Kalau boleh jujur aku menginginkan seperti dulu, tidak ada perubahan dalam diri kalian. Aku mengingikan yang terbaik buat hubungan kalian Ra.
Hari itu entah sudah berapa hari dan berapa bulan, sepertinya hari itu menjadi hari yang tidak bisa di kehendaki, aku merasa kaget ketika Rara melihat tangan Rara di tarik Mas Ardy, dari balik dinding kelas III IPA, aku mendengar apa yang terjadi di luar sana. Rara sepertinya tidak memperdulikan perasaan Mas Ardy lagi. Sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan Rara dan aku tahu sikap Rara tidak seperti itu.
“ Tunggu Ra? Di tariknya tangan Rara sampai Rara hamper jatuh di pelukan Mas Ardy.
“ Apa lagi Ar? Bukannya semua sudah selesai dan berakhir. Tolong jangan ganggu Rara lagi Ar? Pinta Rara sambil memohon dengan tatapan sendu.
“ Maksud kamu apa Ra? Kenapa kamu berubah, sikap kamu? Sebenarnya ada apa sih? Tolong jawab ra?  Tanya Ar kembali mempertayakan sikap dan tingkah Rara yang sebenarnya.
“ Ra aku semakin kalut, bingung dengan sikapmu? Salah aku apa Ra? Begitu mudahnya kamu memutuskan cinta kita, tanpa sebab yang jelas? Seru Ar kembali dengan nada kesel dan kecewa.
Terus terang aku mencintaimu Ar? Maafkan aku, aku tidak ingin melihat kamu menderita, dan aku tidak ingin melihat hidupmu hancur, dan kamu sebenarnya tidak tahu sebentar lagi aku akan pergi jauh dan tidak akan pernah kau temui lagi didunia ini. Kenapa kamu tidak pernah mengerti aku Ar semakin kau mengejar semakin hati ini sakit, dan semakin hati ini perih bahkan lebih parah.
Malam itu aku masih ingat ketika Ar datang ke rumah, dengan membawa setangkai mawar kesukaanku, dengan secarik kertas yang ia tinggalkan, dari balik jendela kamar aku melihat Ar dengan wajah penuh harap. Hati ini makin teriris, air mata tidak bisa kutahan lagi. Aku menangis sejadi-jadinya perlahan Ar tidak kulihat lagi di depan rumahku. Sepertinya Ar telah pergi. Dan berlalu dari pandanganku. Sesekali kuseka air mata ini dengan kedua tanganku. Maafkan aku Ar? Atas sikap dan tingkah ku yang tidak seperti dulu lagi. Sejujurnya ini demi masa depan kamu agar kamu bisa mendapatkan cinta yang hendak kembali kau gapai. Tidak dengan aku tapi mungkin dengan yang lain.
Malam telah bergayut menjelang sepi, suara jangkrik yang bersautan kudengar begitu memberikan pertanda untuk aku memejamkan mataku, dari balik kamar terdengar sayup-sayup lirih irama lagu almarhum Crisye yang di aransement ulang oleh Ariel membuat hatiku semakin tersayat.  Lagu itu yang  selalu Ar nyanyikan. Entah kenapa menjadi lagu pertanda buatku, tanpa sadari aku yang akan pergi dari dunia ini.
“ Mengapa terjadi.. kepada diriku.. aku tak percaya kau telah tiada… haruskah ku pergi tinggalkan dunia agar aku dapat berjumpa denganmu…”
Itulah sebait syair lagu favorite Ar. Sepertinya menjadi pertanda kalau lagu itu akan menjadi kenyataan.  Bibirku gemetar tak mampu menahan tangis air mata ku tanpa sadar menetes dan ku terduduk lemah di balik jendela kamarku. Tuhan bila kelak aku kau panggil izinkan aku untuk menunggu kekasihku yang sudah ku sakiti di surga, karena aku sangat sayang padanya. Jaga dia Tuhan seperti dulu aku sempat menjaganya. Panjatku kepada Tuhan.
Pagi itu aku terbangun seperti tidak berdaya, persendianku seperti mau copot, aku sudah tidak sadarkan diri kembali, sepertinya aku sudah berada di alam yang sudah digariskan dengan tidak menampik takdir sekuat tenaga aku berjuang untuk bisa hidup kembali, menikmati udara pagi yang selalu di temani kicauan burung di pagi hari. Gemersik airpun seperti tak kudengar entah dimana aku di bawa oleh alam krtidakberdayaanku. Aku hanya pasrah ketika benar seperti dokter memvonis penyakitku. Detik-detik yang kian kurasakan akan terjadi dimana aku belum sempat menorehkan perasaan baktiku, maapku kepada orang yang terkasih. Aku tetap terseyum bila kelak aku di panggil Tuhan agar orang yang ku tinggalkan iklas kan untuk aku pergi jauh dan jauh.
Dengan susah payah aku berjuang untuk bisa menatap kembali dunia ini yang penuh dengan warna, meski tak lagi kata indah bersenandung aku akan coba bernyanyi di akhir perjumpaan ku berarti untuk orang yang aku tinggalkan sungguh sakit, perih dan penuh dengan lara hati yang dalam.
Aku mulai menghindar dan terus menghindar, waktuku ku habiskan setiap istirahat di perpus yang tak jauh dari kelasku, mencoba membaca buku-buku yang bermanfaat yang kelak bisa membuatku tersenyum. Tanpa ketinggalan dyariku sebagai sahabat setia yang selalu menemani ketika kegalauanku menjadi bagian diri yang tidak terpisahkan. ‘
Jujur aku tidak sanggup dan belum sanggup untuk berhadapan sang pencipta ketika aku di panggilnya kapan, dimana aku berada. Setidaknya aku telah siap dengan segala kepasrahan diri yang semakin tidak sanggup untuk bisa di terima dengan keiklasan dan ketulusan.
Hari itu bibirku kenapa kelu tanpa sadar Ar sudah berada di depan ku, aku menjadi grogi yang sangat grogi. Perasaan ingin memeluk dan menangis di pundaknya mengadukan apa yang terjadi menjadiku sadar, Ar datang bersama Dya meski belum pacaran resmi. Kenapa hati ini tidak rela membiarkan kekasihku bareng sahabatku.
Aku mencoba alihkan pandangan ku keluar jendela meski perih dan sakit di hati ini aku mencoba untuk tegarkan agar aku sanggup beridiri diatas hatiku yang rapuh. Meski perih terasa dihati ini, di jiwa ini, ku harus kuat menepiskan bara api kecemburuan yang ada di hati ini.
“ Ra….??? Suara Ar lirih kudengar memanggilku. Aku tahu apa yang kau rasakan, dan aku juga merasakannya. Karena aku mencintaimu. Seru Ar kembali membuyarkan lamunanku.
“ Raga kamu boleh menjauhi aku, tapi batin kamu tidak bisa Ra? Aku tahu tatapan matamu tidak bisa berbohong. Meski kamu ngomong sama sahabatmu di jodohkan sama kedua orang tuamu. Itu tidak benar kan? Tanya Ar kembali, sambil mengait tanganku. Aku tetap saja diam membisu tanpa sepatah katapun. Yang ada perih, sakit seperti tersayat oleh sembilu.
“ Ar.. kamu salah, aku sama sekali tidak membohongi kamu? Jawbaku perlahan memperjelas kata Ar yang sempat di tanyakan. Kita tidak mungkin bersatu Ar? Sebentar lagi aku kedua orang tuaku menjodohkan aku dengan pilihannya. Kataku pada Ar.
“ Nggak mungkin… nggak … nggak.. ? jawab Ar tidak percaya sambil menggelengkan kepalanya.
“ Ra.. ? Ar memohon sambil duduk dan mencium tanganku, sambil menghiba memohon untuk aku tidak menerima perjodohan itu.  Air mataku kembali menetes. Sambil berlari meninggalkan Ar yang masih saja duduk lemah dan tidak berdaya.
Ku hapus air mataku, sambil berlari tanpa rasa malu kepada semua orang yang melihatku. Aku langsung menuju ke kelas, di ikuti langkah di belakangku Dya sahabatku. Aku sudah tidak sanggup dengan episode yang ku perankan Tuhan, aku tidak sanggup aku tidak sanggup dengan semua ini. Pintaku pada Tuhan.
“ Ra..? disodorkan sampu tangan Dya untuk menyeka air mataku, Dya hanya diam tak bergeming sedikitpun, Dya langsung memelukku dan tangisku semakin menjadi.
“ Dya …? Suatu ketika aku titip Dyari ini buat Ar…? Tapi jangan kamu buka, disitu yang akan menjelaskan kenapa yang terjadi dalam diriku. Pintaku pada Dya. Tolong jangan kasih tahu Ar.  Dya menganggukan kepalanya tanda setuju.
“ Ya Ra ku janji. Ku akan lakukan itu. Tapi kenapa? Apa yang terjadi dengan kamu Ra? Tanya Dya lagi sambil melepaskan pelukan seorang sahabat.
Aku hanya menggeleng, pertanda tidak ada apa-apa. Sambil tersenyum agar tidak Dya curiga padaku. Aku berusaha untuk tidak memperlihatkan gerak gerik ku agar tidak aneh dimata sahabatku.  Sebisa mungkin aku harus menutupinya.
Waktu yang di tentukan sepertinya tinggal  menunggu gederang Tuhan di tabuh dan aku harus siap kapanpun yang Tuhan kehendaki. Walaupun sakit yang kurasakan tidak sesakit bila melihat kekasihku yang sepertinya masih penasaran, aku juga tidak sanggup bila Ar lebih sakit lagi ketika aku harus meninggalkannya. Biarkan mutiaraku tidak remuk kelaknya akan jauh lebih baik.
Ujian telah usai suasana perpisahan  terasa haru, di malam perpisahan ketika aku di nobatkan menjadi murid yang berprestasi aku tidak hadir, karena sakitku yang harus berujung pada kematian semakin mendekat.  Vonis dokter bener adanya ku titipkan buku Dyariku kepada kedua orang tuaku untuk di sampaikan ke Dya sahabatku. Aku tinggal menunggu waktu tepat untuk berpulang, tubuhku lemah lunglai dan aku sudah tidak sadarkan diri. Aku tidak tahu lagi kemana Tuhan membawaku, yang ada ku tahu saat itu kepasrahan diri dan tidak bisa berbuat apapun. Hanya buku  catatan Dyariku itu yang kutitipkan untuk orang yang terkasih. Biarkan ia tahu apa yang selama ini ku simpan dan tidak bisa terucapkan, karena aku ingin itu jawaban dari pertanyaan selama ini yang Mas Ar inginkan.
Dalam buku Dyariku.
Saat aku harus tinggalkanmu, aku tidak bisa memenuhi janjiku, karena sebuah goresan takdirku, cinta kita tidak akan pernah menyatu, eh.. kamu tahu nggak Ar ketika awal kita pacaran, kamu langsung tembak aku kalau kamu jatuh cinta padaku. Ah ngegombal ya sukanya kamu. Tapi Ingatkan…
Eh kamu masih ingat ketika ultahku kau kasih bunga mawar merah, ingat nggak…  ingatkan ketika kamu waktu itu hujan pagi kamu berlari kencang mengambil payung agar aku tidak kehujanan.  Dan kamu bilang jangan sampai yayangku sakit.. indah kan Ar saat it?
Kamu itu lucu imut, gemesin kadang juga jengkelin dan nyebelin, ah aku pernah kamu buat kesel kan? Ketika bersaing menjadi ketua OSIS. Kamu bilang kamu wakilnya aja ya…! Karena kelaknya kamu juga jadi ibu buat aku dan anak ku. Pasti kamu terseyumkan Ar??
Aku ingin selalu kamu terseyum Ar meski harapan tidak seindah keinginan dan terkuburnya mimpi-mimpi indah kita.
Aku tidak meninggalkanmu Ar, kita pasti akan ketemu, kamu yakin kan Ar? aku tunggu kamu Ar? mungkin tidak di dunia tapi disurga kelaknya Ar.
Ar jangan pernah kau alva untuk kidungkan lagu untukku ya. Lagu yang pernah kau nyanyikan sebelum aku tahu dokter memvonis penyakitku. Lagu itulah yang akan membuat hati kita menyatu. Meski dunia kita telah berbeda. Aku tahu aku tidak bisa penuhi janjiku, Maafkan aku Ar yang telah membuatmu selama ini bertanya-tanya. Karena aku tidak bisa melihat kekasihku menderita dan merasakan kepedihan yang sama seperti pedihnya aku, semua yang ku omongin itu tidak benar Ar? Aku tahu dihatiku hanya ada kamu, cinta suci kita biarkan ku bawa pergi untuk selamanya. Doaku Ar semoga kamu bahagia meski kamu tidak bersamaku lagi.
Aku
Rara

Air mata Ar menetes perlahan di kedua pipinya, bibirnya bergetar, dan Ar tidak percaya kalau Rara telah pergi untuk selamanya, diatas gundukan tanah merah bertabur bunga mawar batu nisan yang bertuliskan Rara  adalah kenyataan yang harus dihadapi, bahwa Rara telah tiada, perasaan kehilangan orang yang di cintai menjadikan ia sadar selama ini menghindar dan ngomong di jodohkan ternyata tidak benar, Rara hanya ingin orang yang di cintainya tidak menderita, begitu besar pengorbananmu Ra. Sungguh mulia hatimu yang tidak di miliki wanita didunia ini.
Percayalah Ra aku akan menyanyikan lagu itu untukmu, kalau aku tahu lagu itu adalah pertanda untuk apa aku selalu nyanyikan disaat kamu melawan perih dan sakitmu berjuang melawan sakit yang sangat luar biasa menyadarkan begitu berartinya dirimu untukku. Aku tidak sanggup Ra kau tinggalkan aku sendiri disini.  Kenapa Ra ketika kau melawan sakit yang sangat luar biasa tidak berbagi denganku. Malah kau menghindar. Dan sepertinya aku tidak ada dihatimu.
Kalau aku tahu kamu melawan sendirian mungkin kamu masih hidup Ra bisa melewati hari-harimu untuk kita bahagia. Tapi kenapa Ra kamu tidak pernah bilang dan tidak pernah memberitahu aku keluargamu. Kalau sakit yang kamu rasakan adalah fatal.
Kenapa Ra?? Kenapa kamu tidak pernah menceritakan semua ini, kenapa? Jerit Ar di hatinya.
Kamu tahu Ra, di hati ini selalu ada kamu? Sampai kapanpun kau selalu ada dan bernyanyi disini di hati dan jiwa ini.

Ra aku akan selalu kidungkan lagu itu untuk mu hanya untukmu, kamu tahu Ra aku sangat rindu kamu, kangen kamu, senyummu canda dan tawamu.
Ra ….  Kau tahu kan aku sedang bernyanyi untukmu. Kau dengarkan petikan gitar dari jari jemariku? Pasti kau sendang dengar di surge sana.
“ Mengapa terjadi kepada diriku… aku tak percaya kau telah tiada… haruskah ku pergi tinggalkan dunia agar aku dapat berjumpa denganmu “…
Untuk kekasihku Rara meski di dunia ini kamu tiada, tapi di hatiku kamu selalu ada dan selalu ada. Tunggu aku di pintu surga Ra…. Prastyamu Ardy.

Jakarta, Akhir maret 2012


Senin, 19 September 2011

KISAHKU DENGAN SATPAM UOB

Entah kumulai dari mana kisah ini hendak ku toreh. Rasanya sulit seperti sulitnya aku untuk menggambarkan diri ku yang dulu sempat mengenal. jauh dari pikiranku bila akhir dari  kisah ini sungguh buatku sangat tragis. Ironisnya rencana yang dulu dipaparkan sendiri tiba-tiba hancur bak gelombang Tsunami yang menghantam tembok tembok besar, begitu dahsyatnya hingga hancurnya berantakan,.Cinta yang dibangun diatas kebohongan, kedustaan lenyapkan rasaku dengannya. Sumpah serapah yang selalu di ucapkan bukan menjadi sebuah keagungan melainkan menutupi kemunafikan semata agar  bisa menutupi sebuah aib yang sebenarnya terlalu dini untuk dipaparkan..

Sebut saja namaku ASP, buatku sudah terlanjur salah kaki ini melangkah hingga tidak mengetahui didepan sana kerikil tajam menghantui langkah dan terarahnya sebuah harapan, hingga  harapan itu sirna dan sepertinya diujung kehancuran yang semula tidak akan saling menyakiti, saling menghianati, dan saling menghancurkan, Kenytaanya seperti mau Kiamat berakhir dengan penuh kebencian. Gaimana tidak?  berbulan-bulan aku menahan rasa kecurigaan penasaran ternyata kebenaran adanya,   ku bertanya-tanya siapa sih yang sebenarnya ada dalam fikiranmu, aku atau ada yang lain yang mengisi ruang hatimu yang sok polos dan penuh kepura-puraan.

Setiap saat dan waktu aku selalu bertanya-tanya bahkan setiap pertanyaan yang berkecamuk menjadikan aku emosi yang tidak terkendalikan. Hingga ujung2nya pun berantem tanpa fikir panjang kalau sudah seperti itu bakalan ada yang dirugikan atau menyakitkan hubungan ini. Yang pasti tidak akan pernah berjalan sesuai dengan rencana dan keinginan, hal itu kusadari biar bagaimanapun seharusnya aku yang menyadari agar hubungan tetap berjalan langgeng dan baik. Maklum aku hanya manusia biasa peka terhadap seorang pasangan, meskipun berusaha menutupi kekesalan, kecemburuan kenyataannya tetap saja tidak mampu menghalau emosi hati yang berkecamuk dengan penuh dendam, kecemburuan dan berfikir jernih untuk semua permasalahan.

Buat aku sebenarnya tidak masalah selain masih ada batas dan kewajaran dan di komunikasikan dengan baik dari hati ke hati atau mulut dia sendiri ini malah dari orang ataupun di update status di dunia Maya. toh pada akhirnya akan tahu sebenarnya meskipun terkadang mengelak dan berusaha meyakinkanku, kenyataannya keyakinanku terhempas begitu melihat realita yang ada.  Hantaman itu perlahan menghancurkan sesuatu yang hendak di bangun runtuhnya sebuah pondasi cinta,  sepertinya pondasi yang kokoh tak ubahnya kerapuhan dibalik pondasi yang termakan rayap.

Dari dulu ketika masih menjalin hubungan selalu kau menutupi apapun itu toh pada akhirnya terjawab sebuah prilakumu tanpa disadari ketika kita berada di Pulau Dewata, disitulah jawaban dari sebuah kebodohanku selama ini, yang percaya dengan kata sumpah, setiap ada masalah baik kecil maupun besar.  kedewasaankupun teruji dimana sebenarnya sebuah jawaban pasti yang menjadi kebenaran, setiap keluar dari mulutmupun kata-kata sumpah serapah  yang membuatku yakin dan tidak mungkin kamu melakukan sebuah kebodohan diluar sana.

Aku bukan tidak menyukaimu berjalan dengan siapapun, selagi kamu merasa nyaman dan tidak membebani kelaknya, sekalipun itu perempuan akupun pada dasarnya sangat mendukung agar kamu kelak  punya status dan jauh lebih baik, punya keturuan  dan jangan berkutat di dunia Gay yang terlanjur aku jalani selama ini, jujur saki, pedih dan penuh dengan semooh, dari awal kita hubungan  selalu saja ku tanyakan kamu ada cewek nggak? ada cowok atau nggak? kalau ada mending kita berteman, mungkin jauh lebih baik, akan tetapi jawaban dari balik mulut manismu selalu berkata tidak.
.
Akupun siap menjalani kalau memang tidak ada siapapun baik cewek cowok, sebab  aku tidak mau nantinya aku yang dijadikan perusak atau meracuni kehidupan orang lain dan kebahagian orang lain. jujur saja aku paling pantang dengan orang yang masih menjalani hubungan, sementara dia masih ada hubungan dengan siapapun. kutakut bakalan karma buatku bila hubungan itu dijalaninya. yang tidak akan mungkin akan membuat luka dan sakit. Meskipun aku bahagia buat apa kalau aku berdiri diatas deritanya orang lain.

Ku tahu orang hidup di dunia gay itu sensitive dan aku tidak ingin bermunculan Rian-rian lain dalam dalam potret kehidupan Rian selanjutnya ataupun yang lainnya yang sering kudengar, kubaca baik dari media masa maupun elektronik. hampir rata-rata hubungan yang telah terjalin lama apabila dihiantai akan menimbulkan suatu luka parah dan teramat parah. Mudah-mudahan tidak? harapanku aku akan menyadari bila kelak kita harus memilih dijalannya masing-masing, atau menguburnya sekalipun atau tidak perlu di ingat sama sekali mungkin jauh lebih baik.

Aku


Biarkan aku 
hidupku kukisahkan dan kulukiskan...
dalam langkhaku dengan perjalananku

Aku masih saja diam dan duduk sambil menikmati alunan musik di laptopku. sambil  sesekali  melihat lihat photo-photo yang ada di balik Facebook komunitas sejenis, begitu Vulgard dan berkesan menantang, tersenyum sesekali ketika melihat pemandangan yang syur terpapang di dunia Maya, sambil menikmati sebatang rokok dan mendengarkan alunan musik dari group band papan atas Indonesia aku sudah tak perdulikan siapapun yang memanggilku karena aku masih asik memainkan jari jemariku yang sedang menari diatas keyboard.

Tanpa di undang tiba-tiba datang seorang teman yang dikenalkan ke aku. saat itu aku masih tidak mau merespon selain kenalan dan tidak lebih, ku mau saja bagiku nambah teman adalah suatu anugerah. Iqbal Koesoet sebagaimana nama samaran didunia maya yang kerap  ku dengar, karena di dunia maya apalagi dunia Gay/homo tidaklah heran kalau menggunakan nama palsu, dan yang jelas tidak ada yang menggunakan nama asli, selain harus dijaga kerahasiaanya,  pasti tidaklah mungkin  menggunakan  nama asli takut temen kantor, temen main, temen sekolah semua tau aktivitasnya selama ini apa lagi seorang Iqbal Koesoet orang tidak akan tahu kalau dia gay, tapi bukan dilihat dari casingnya, kalau orang itu benar-benar mau mengamati dengan seksama, dalamannya pun sebenarnya harus dilihat dengan jeli agar tidak terjebak kalau dia bener-bener penyuka sejenis.

Perkenalanku cukup singkat padat tanpa basa basi, selain orangnya enak dan tidak neko-neko sepertinya dia juga type orang yang supel, dan bisa terbaca dari roman mukanya. entah siapa yang memulainya  lebih dulu akupun bingung perkenalan yang singkat padat dan tanpa basa basi itu tiba-tiba tanpa disadari  berakhir diatas tempat tidur, dan tidak terbayangkan sebelumnya sama sekali dari permainanya ini bukan pemain baru yang harus diajarin bagaimana cara dan trik untuk saling memuaskan, ini malah berbeda dari yang aku kenal, sampai kelubang anupun dia begitu rakus, sepertinya dia menikmati banget atas perkenalannya ditempat tidur. duh begitukah dia dengan orang yang ia sukai, menyerahkan sesuatunya juga pada malam itu, padahal kalau dari fisik tidaklah mungkin dia menyerahkan yang pasti sebaliknya perlawanan diri untuk tidak melakukan hal yang seharunya buat seorang cowok tidak dilakukan maaf (lubang anus). tapi ini nggak malah begitu menikmati atas permainan itu, sungguh sosok Iqbal yang lain dari yang lain kukenal pertama kali. Jujur pertama aku mengenal yang bener2 baru ku kenal langsung berakhir di sebuah pucak kenikmatan. adalah hal  diluar dugaan saya.  begitu dia hebat seorang iqbal koesoet setelah ML dengan temen saya nambah satu ronde MLdengan  a ku . hebat...hebat. sambil bisikan kataku kedaun telinganya.
Semenjak pertemuan pertama kalinya akupun sudah tidak ingat lagi, karena buatku suatu yang tidak mungkin akan terulang, selain ku sudah punya pasangan dan ku juga nggak  akan pernah terulang kembali meski rasa sukaku sedikit pada Iqbal pertama kali karena permainanya yang hot dan burungnya yang bukan ukuran untuk standar orang indonesia umumnya, Iqbal memang banyak disukai pria wanita karena anaknya yang ramah, sopan dan sepertinya bertanggung jawab. Iqbal kembali datang ke Kemayoran, kedua kalinya kupikir ada hati atau mau jadian sama temenku.
Kumasih ingat ketika datang dan berkunjung kedua kalinya, tetap seperti biasa dia dudukdi pinggir pintu, aku masih asik bermain dengan laptopku dan temen-temen diFB di komunitas gay/homo, ku juga bingung kenapa orang ini datang kembali kesini, entahlah itu yang menjadi fikiranku.
tanpa disadari terucap kata-kata dari Iqbal  " gaimana dengan BFnya???  tanya Iqbal memecahkan konsentrasiku yang lagi chating
Aku jawab sekenanya "Baik-baik saja"
" Kamu sendiri gaimana dengan BFnya? tanyaku balik. sambil menatapnya dan menawarkan minuman yang ada di atas meja?
" Mau dong jadi selir hatimu??? seru Iqbal kembali memecah keheningan kamarku dengan begitu entengnya kata-kata itu terucap.
aku ketawa saat itu mana mungkin sementara aku ada BF yang sebenarnya lagi berjalan,tapi entah kenapa sepertinya aku merasa ingin mengakhiri dengan BF ku itu, selain aku nggak begitu suka orangnya agak lebay-lebay gamana gitu? terpaksa dengan kegigihan Iqbal datang dan datang terus ke Kemayoran akhirnya aku memutuskan untuk menjalani sebuah hubungan.
Esok hari seperti biasa aku selalu di sibuki dengan  rutinitasku sebagai manager marketing, disebuah perusahan multy sebagai manager sudah barang tentu padat setiap harinya, selain melakukan tugas  rutinitasnya membawakan breving pagi, juga melakukan evaluasi hasil daripada kinerja anak buah dilapangan.

cukup cukup padat itu memang aktivitasku, setelah rutinitasku selesai, tanpa ku tahu  di atas mejaku HPku berdering aku tidak tahu ada nomor asing masuk,  apa mungkin BFku yang kemarin sudah tahu hubungan ini berusaha menerorku karena faktor sakit hati? atau sengaja ingin tahu kondisiku? ah...tanpa fikir panjang ku angkat HPku, dari balik HPku suara itu bukan dari dia ternyata sosok Iqbal, menanyakan kabar dan bagaimana dengan aktivitas hari ini? sungguh awal yang indah. Gumanku???? ku tanya dapat noku dari siapa??? ternyata dari temen kosku. dari situlah tidak pernah berhenti setiap hari dan waktu telpon aku  berdering  perhatian sebagaimana layaknya orang yang sudah berkomitmen untuk pacaran. Padahal saat itu aku masih biasa-biasa belumlah kalau untuk melanjutkan kearah sana selain aku masih ragu, takut aku di teror terus sama mantan ku, dan akupun harus berhati-hati dalam menjalani hubungan ini.

Pembaca biarkan dan izinkan aku memaparkannya tentang aku dan kisahku dengan Seorang SATPAM UOB,  agar batin ini sedikt lega atas penghianatannya dan tahu siapa sebenarnya Iqbal yang menutupi dirinya dengan berkedok, bertopeng yang ternyata memiliki nama sebenarnya BA.... dalam kisah ini  aku ingin  menuangkan yang sebenarnya.

Ceritaku kumulai


Di Kerawang kisah itu di ketuk
Di Kerawang kisah itu terlukis
Di Kerawang hati kita terpaut
Ketika engkau memintanya untuk 
membawa....
Melukiskan 
kata dan goresan indah...
Yang hendak kau tuangkan.
Ya... Krawanglah jadi saksi bisunya

Awal ketemuan dengan BA memakai nama palsu Iqbal Koesoet, dan itupun kukenal bukan dari diriku sendiri, tapi dari temen kos yang sudah menikmati tubuhnya, lsetelah dipakai langsung di over  ke aku/dikenalin ke aku, kupikir temen kosku ingin memperkenalkan pacar barunya setelah sekian lama yang kutahu dia jomblo / tidak punya pacar atau BF (boy frend) trendnya seorang pacar di dunia gay. 
Setelah di tinggal sendiri dan hanya berdua dikamar dan memperkenalkan diri sebagai Iqbal Koesoet aku masih diam harus memulai dari mana??? 

Ku tahu nama itu sempat menjadi nama yang ngetrend siapapun atau gay manapun bakalan tertuju padanya selain poto2nya telanjang dan  syur barangnyapun bukan standar indonesia, orangnya juga lumayan nggak jelek2 amat, tinggi gagah orangpun nggak bakalan tahu kalau itu sakit. aku kaget bercampur ketawa setelah tahu namanya Iqbal Koesoet, nama yang aneh dalam hatiku. apa sih arti sebuah nama buatku tidak penting yang terpenting orangnya baik, tidak macem-macem dan tidak neko-neko. yang pasti buat jalan nyaman dan mau saling mensuport itulah arti berteman atau berpacaran. memang selama aku jalan barengan BA orangnya asik dan  meski sedikit penuh kemunafikan, kerja disebuah bank swasta dan di kliring awal pertama dia mengenalkannya di Harmoni tepatnya akupun percaya saja, karena buat ku status pekerjaan dalam berpacaran tidak terlalu penting yang terpenting jalan kedepan dari jalannya sebuah komitmen.

Entah kerasukan setan mana perkenalan itu berakhir di atas tempat tidur, dan siapa yang memulaipun tidak ada yang tahu, gila udah ML dengan temenku anak ini masih kuat aja. gila bener seruku dalam hati. 
kuat juga ya kamu? padahal baru saja kamu ML sama temenku kok bisa ya masih mau nambah dan di gilir. hehe... sory bro kiding.
Ku juga tahu selain merahasiakan siapa dia dan tentunya tidak mau terekspose itulah manusia di dunia gay /homo 80% merahasiakan identitasnya. pertama nama, kerjaan dan umur? maklum dunia gay emang identik dengan ketakutan kalau setelah pacaran atau PUTUS bisa-bisa di bongkar habis-habisan. itu yang mesti diwaspadai. tapi buat aku kenapa meski takut toh emang kita tercipta seperti ini kok' hidup dua dunia dan penuh kepura-puraan. yang jelas dengan merahasiakan tidak ingin siapapun tahu karena ini akan menjadi  rahasia buat kita berdua dan bukan orang banyak apalagi dengan orang kantor tahu pasti aka menibulkan sesuatu yang kurang sedap, intinya harus dijaga suatu identitas diri didalam dunia gay.
Terus saja aku ikuti dengan caranya selain dia baik dan orangnya asik ku nggak masalah tadinya aku nggak mau pacaran sama BA selain aku sebenarnya pengin sendiri saja tapi apa mau dikata, BA datang dalam kehidupanku ketika hati dan jiwaku mungkin juga membutuhkan sosok seorang lelaki yang tidak Lebay. karena aku paling malas untuk berpacaran dengan orang lebay dan penuh ekting.
Aku masih ingat ketika BA berkunjung kedua kalinya seperti biasa duduk di balik pintu, karena waktu itu aku pulangnya malam seperti biasa ngetem dulu di temenku. awalnya ku pengin nyatuin sama temenku karena ku sadar mungkin bukan aku yang menjadi pilihannya, yang pasti dengan siapapun pilihannya aku akan dukung bahkan akan ku dukung lebih dari seribu persen bukan seratus persen. apa salahnya sih saling mendukung? seruku dalam hati.

Lahir di tanggal dan bulan yang sama meski tahun lahir berbeda tapi BA dapat beradaptasi malah terkadang aku yang sifatnya kekanak-kanakan wajar kalau sering dia marah dan sempat putus nyambung. entah aku tidak tahu kenapa aku kenapa selalu penuh dengan kesamaan, apa ini merupakan suatu kebetulan jodoh tidak mungkin karena di Indonesia paling elergy melihat tingkah polah aja sudah di cibir apalagi sampai dengan menikah woooo fantastis. imposible.
 
Dari situlah mulai perjalanan ku dengan Iqbal Koesoet terjalin, dari kebohongan yang dia ciptakan sampai dengan pekerjaan dan tau nama asli dan kantornya membuatku semakin penasaran, ku tahu siapa sih yang mau ketahuan belangnya, dan siapa sih yang mau hidup di dua dunia? pasti semua orang tidak mau hidup di dunia yang sebenarnya di takutin, di cemooh, bahkan bisa-bisa diusir. dan itu pasti apalagi kalau sampai tahu semua orang baik temen, tetangga, atau siapa aja yang tahu pasti akan hancur, bahkan lebih hancurnya lagi kalau anak cowok satu-satunya jadi gay betapa malu dan keluarganya hancur.
Singkat kata perkenalanku dengan BA memang tidak membutuhkan penyesuaian yang terlalu lama, setelah saling tahu masing-masing dan dimulai lah kita pacaran,  awal dan bulan-bulan pertama sampai di tahun pertama kita selalu enjoy dan menjalani dengan suka cita dan cinta. kupun merasa kan inilah sosok orang yang hadir dalam hidupku buatku ku nikmatin selalu selain orangnya jujur tidak neko-neko dan dia juga orangnya tidak materai seperti kebanyakan yang aku kenal. dari situlah dia mencoba ingin menjalin sebuah hubungan dengan serius.

Langkah yang tergesa-gesa

Salahkah langkah yang ku ambil ini
sementara aku ingin dimulai dengan 
yang biasa-biasa saja...
Kenapa???



Kalau saja mesin pemutar waktu itu benar-benar ada dalam kehidupan nyata, aku ingin sekali memutar balik waktu ke beberapa bulan belakangan. Ah... mungikin tepatnya beberapa tahun belakangan. mungkin kedengaranya jahat aku sebagai manusia yang tidak punya perasaan. bagaimanapun aku coba menjalaninya dengan penuh ketulusan dan perhatian.

Jujur aku merasa tergesa - gesa menerima hadirnya BA tanpa fikir panjang dalam kehidupanku. Buatku ya sudahlah jalani aja kalau memang itu terjadi biarkan kelak waktu yang akan menjawabnya. pada akhirnya juga akan tahu, padahal sebelum langkah ku pulang kampung aku dan dia juga sudah komit untuk dijalani sampai mencoba sama-sama tidur telanjang tanpa sehelai benangpun, ini ujian pertama dari dia, agar tidak pancaran ber orentasi pada sex semata meski tidak munafik itu suatu kebutuhan yang mendasar, pstilah mungkin kalau lelaki normal pada umumnya inikah yang namanya kumpul kebo. mungkin saja seperti itu karena kita bukan hidup di dunia normal hidup di dunia sakit bener-bener menyiksa batin dan perasaan. kenyataanya emang demikian ketika aku ada urusan keluarga ujian datang  pertama kali, disaat kita sudah komitmen kenyataannya aku pulang kampung terjadi suatu angkara terulangnya sebuah hasrat birahi dengan temanku yang mengenalkannya. alasan kemalaman baru pulang dari Outbond di puncak dan mencari aku, itu mustahil bagiku, saya tahu malam aku tidak di kosan kebetulan aku pulang kampung duh sungguh sakit ternyata masih doyan juga ya sama temenku??

Well duh ku merasa ada yang aneh dengan sikap temen kosku kulihat ada tanda merah di lehernya, emang ciri khas permainan dia kalau ML selalu penuh dengan nafsu gigitannya yang membuat orang mungkin susah lupain, karena diapun pernah ngomong begitu, Aku coba tetap menerima dia untuk jadi pacarku selain dia orang sudah terlanjur dan aku juga tidak mempermasalahkannya yang kejadian dengan teman kosanku,  biarkan saja yang ku tahu dia baik dan belum terjebak lebih jauh atau mengenal dunia Gay yang pasti aku ingin  menjalani lebih dulu sambil berjalan seperti apa sih sosok barry itu? seperti yang dia omongin akupun ya ya aja, maaf bukan aku yang GR karena selama aku kenal dia bukan aku yang duluan, bukan aku yang ngemis-ngemis no esia atau no hpnya dan ku juga kaget ketika BA telpon aku, ah.. itu hanya awal  setelah mendapatkan semua bentuk pengorbanan tak lebih sama dengan mantan-mantanku. aneh kalau dia ngomong nggak mau kaya yang lain. builshitlah.

Kisah itu mulai terajut di kota goyang kerawangnya.

Saat itu panas mulai mengutit langkah kita bertiga
disebuah swalayan di Krawang cerita itu kau tuangkan
dalam bentuk ikrar yang di saksikan temenku
yang penah jamah mu.

Aku merasa awalnya sangat nyaman dan merasa inikah engkau pertemukan kepadaku sesosok nama yang tadinya bukan nama sebenarnya engkau hadirkan Tuhan? ku syukuri setelah jalinan kita di ikrarkan di Kerawang tepatnya di Piza Hut, siang itu krawang menjadikan hari bersejarah dalam hidupku, selain BA mulai akan menjalani dan berjanji untuk saling menyayangi hatiku terasa belum yakin, karena belum tahu seluk beluk dan bagaimana dia aktivitasnya sebagai seorang gay/homo di luar sana, yang kutahu sedikit cerita dia sempat suka dengan teman satu kosnya di Krawang bernama HR bukan nama sebenarnya tapi pupus harapan ketika sadar kalau HR itu bukan gay  dia laki-laki normal. aku tidak tahu sih ending dari ceritanya karena yang kutahu dia memang sempat bercerita kalau dia itu pernah menaruh rasa suka dan simpati.

Pertama kali selama aku mengenal cowok dan hidup di dunia Gay, aku baru pertama mengajak ke kampungku seorang cowok bernama barry, dan aneh aku yang notabennya seorang lelaki datang-datang bukan mengajak wanita tapi mengajak pria yang jelas2 aku belum lama dan sempat tahu luar dalamnya. tapi buatku sudah tidak asing karena kita kan pacaran meski didepan keluargaku harus menutupi rapat-rapat. andai sja keluargaku tahu yang kuajak itu pacar cowokku apa kata dunia? sebisa mungkin harus bersandiwara agar tidak tercium gelagat aneh dikampungku dan di keluargaku. sungguh suatu kebodohan apabila itu terjadi.

Malam itu di kampungku terasa dingin,  dinginnya seperti di puncak bogor hanya terdengar alunan jangkrik yang memecahkan kesunyian malam, dingin yang kurasa begitu menusuk di tulang dan di hatiku. kurasakan dingin malam sambil menikmati pelukan dari seorang kekasih, sungguh indah dunia malam itu, dimana semua orang sudah bermimpi di  negeri impian aku malah pengin berlayar kenegri khayalan bareng dia.
tapi aku masih sama-sama saling menahannya selain takut yang terjadi jeritan dan rintihan noda aku juga tidak mau hal itu terjadi di rumahku. kalau di kosan buatku masa bodo. toh ibu kos juga tidak tahu kalau kita hidup di dunia maya, dunia penuh intrik dan fatamorgana.

Syukur sedikitpun rasa ingin main atau ML meski sangat dingin sekali tapi masih kita jaga.dan memang aku juga menghargai ini rumah pribadiku yang tidak boleh aku dan siapapun mengotori, yang harus aku jaga dari kesucian bukan nafsu birahi, meskipun dinginnya malam di kampungku aku masih bisa untuk saling menjaga tidak ada sebuah permainan hot ala kota metropolitan.  aku memang anak  dusun yang jauh dari keramaian di ngarai  gunung selamet di lembahnya aku terlahir pada kenyataan yang berbeda dari kakak2ku yang begitu tampa, normal dan bisa merasakan sebuah kedamaian diri dalam berumah tangga. sedang aku ah... barang kali seratus kali aku dulu bukan anak yang diharap lahir ke dunia ini kalau ibuku tahu siapa aku hidupku yang sebenarnya, mungkin dan pastinya akan menyesal, maafkan aku ibu bila anakmu yang dilahirkan dan dibanggakan keluar dari jalur dan koridor yang di gariskan, diharapkan dalam keluarga. 

ah... air mataku menetes tanpa sadar ketika ingat akan ibu yang berharap anaknya terlahir sempurna  malah mencoba mempererat jalinan itu dengan seorang BA, disitulah terciptanya suatu kenangan sambil menikmati udara malam yang hendak menghempaskan aku di dunia hina. sambil menatap dan berciuman sadar disini ku ingin tidak membuat noda akhirnya hanya pelukan seadanya menambah suasana jadi semakin hidup.
Esok paginya aku dan BA main di sawah sambil menikmati udara pagi dan photo-phota disitu sepertinya asik dia nikmati. maklum dia anak betawi yang haus akan keindahan alam penggunungan. kalau toh dia mencari refreshing paling lari ke puncak dan menghabiskan waktu disana.
Entah sudah berapa lama aku menikmati liburan setahuku waktu cuti sudah berakhir, dan harus berangkat pulang ke jakarta dan ketemu lagi kota yang terkenal dengan polusi dan padat penduduk, membuatku malas berangkat dan ingin sekali dekat keluarga, selain hidupnya tinggal makan udara tidak kotor dan tidak berpolusi wah ternyata selalu ku temui setiap setahun sekali kalau ada lebaran. terkadang aku malas pulang kalau nggak bareng BA.
Entah sudah berapa lama aku pacaran awalnya indah sampai pulang kantorpun dijemput, dan berangkat kantorpun diangkat kalau dia bermalam di tempatku. karena dulu kita berkomitmen seminggu tiga kali di rmahku dan selebihnya dia di rumah atau di komunitasnya dia di bogor, yang jelas alasan dia selalu ku terima. tanpa sedikitpun aku curiga karena dia selalu bisa dalam menyimpan rahasia, 
barry ahmad seorang satpam di salah satu bank swasta tap kenapa malu-malu ya memperkenalkan diri siapa dia bagaimana dia dan aktivitasnya, aku juga tidak mempersoalkan dirinya itu siapa meskipun ternyata setelah kutahu dia satpam di salah satu bank swasta bukan staff kliring yang pernah di omongin, tapi buatku tidak penting yang terpenting adalah orangnya dan bukan pekerjaanya. sungguh di luar dugaan satu persatu ketika dia lengah ada ada saja kendalanya selain SMS masuk dari cowok terkadang mesra dan ku merasa yakin pernah ketemuan itulah mulai awal dari petaka ku. setelah kita berlibur di kota Medan tepatnya di brastagi.. wah sudah mulai ketidakjujuran muncul hatiku cemburu, dan selalu ada aja alasan dia

Permasalahan mulai menghampiriku

Ketakutan - ketakuan hadir dalam diriku
Kisahku....

Ribut pertama kalinya aku dengan  BA adalah karena permasalahan sepele  yang sering dia lakukan, tiba-tiba seorang BA tidak mau mengangkat  teleponku dan kecurigaan aku  membaca BBMnya ada salah satu temen BBMnya memanggil sebutan say. tepatnya saya lupa ketika aku buka BBMnya dan kupancing cowok itu ternyata bener lagi janjian mau ketemuan, anehnya orang-orang yang selalu dikenalkan selalu ngomongnya marketing di  kartu kredit di BANK atau temannya di Bank dulu, aku nggak tau persisnya pernah dia cerita kalau sempat ada kedekatan sama Managernya yang di perusahaan yang sama, seorang Tentara samapai tereksops dipublikasikan lewat photo di lehernya ada cupangan dan entah siapa lagi aku nggak perduli, karena buatku sekarang bukan berjalan sama dia lagi dan itu hanya nyanyian masa lalu, bagian masa lalu yang sudah usai kisahnya, sekarang yang sedang dijalani bukan yang dulu? yang dulu sudah di kubur dan tidak perlu di ungkit, buatku itu aja. toh aku juga sama punya masa lalu, karena ku tidak mau sebenarnya ribet dan penuh dengan masalah jalinan percintaanku, selain malas juga kapan romantisnya.

Jujur kalau ribut-ribut terus memangnya enak selain jengah juga malau? kapan mau damai-damai saja. intinya harapanku tidak mau memperkeruh suasana aku dengannya saat itu, pengin saling ungkapin dengan masalaj yang ada itu baru namanya pacaran? tapi dengan ini aku merasa jalan kisah saya selalu terselimuti dengan untaian kata dan cerita yang endingnya selalu berujung berantem.  apa bener kata orang apabila Cinta di bangun dengan kebohongan jalannya akan terseok-seok.


Di Dewata Aku Merasa Tidak Dihargai

Jujur sakit rasa hati ini...
Jiwa ini...
Bila seorang pasangan tidak menghargai
Bentuk pengorbanan....

Putus nyambung dalam berpacaran memang hal biasa dan sangat indah selain kelak bisa introfeksi diri juga menambah kedewasaan, karena dengan kedewasaan akan bisa saling memahami satu sama lain, berbeda prinsip hal lumrah dalam menjalin hubungan. asal saling menghargai dan menghormati apapun itu bentuknya, tapi entah? aku sendiri tidak tahu dengan jalan pikirannya, semula aku bisa menilainya dengan radius sekian KM, kenyataanya aku tidak mampu,  maklum kondisilah yang membawanya menjadi hubungan ini sangat pelik dan terkadang susah dimengerti.

Bagaimanapun juga aku tidak sanggup apabila hal ini terjadi siapa sih yang sanggup dan mampu bertahan dengan kondisi yang terkadang meyakitkan, BA selalu dalam dunianya akhir-akhir ini dan sepertinya tidak memperdulikan apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku.

Akupun ingin berusaha berubah untuk tidak berbuat macem-macem, hari itu tepatnya aku memang bener-bener dibuat limbung selain aku belum siap untuk berpisah aku juga ingin selalu dekat dengannya, jujur lama kelamaan kok kenapa aku yang kebalik 180 derajat malah aku yang ngejar-ngejar dia. sampai aku tidak peduli dengan kesehatanku kerjaanku, duh benar-bener inikah yang namanya cinta? atau hanya nafsu dan ketamakan hati ketika dilanda emosi. sungguh aku tidak bisa ketika aku harus berpisah dengan BA karena aku sangat menyayanginya. Karena ada kesempatan buatku akhirnya kuputuskan untuk liburan ke pulau dewata, karen cerita orang liburan bareng pacar sangat mengasikan apa lagi kalau Sunset di Kuta bali, berarti bener juga kata penyanyi Andre Hehanusa.

Lagu itulah yang selalu menghiasi alam fikiranku ketika liburan di pulau dewata, merasa indah apalagi sampai dengan photo2 di Kuta, legian dan tempat-tempat yang sungguh membuatku sangat dan sangat menyenangkan, selain buat BA baru pertama kali, bagiku hal terindah yang ingin kubrikan pada seorang kekasih dan memperbaiki sebuah hubungan, meski harus mengeluarkan kocek cukup banyak yang pasti itu juga bentuk diri sebuah pengorbananku terhadap orang yang di cinta. meskipun di Bali tidak seindah yang kubayangkan, kenyataannya liburan di Balipun sungguh menyebalkan, aku dikenalkan temannya  biasa yang selalu ngomong teman kerja dulu sebaagai marketing kartu kredit, ku Iyain aja buatku karena BA kerja di BANK, awalnya juga bohong sebagai staff KLIRING eh nggak tahunya SATPAM dari outsorching, tapi tetap kuhargai buat apa aku tidak percaya sama teman-temannya? apalagi dulu sempat bekerja di perusahaan yang sama. Biarkanlah kebohongan demi kebohongan dia ciptakan sendiri toh akhirnya kebohongan itu akan ketahuan juga, selama ini aku sebagai BFnya sangat menghargai, baik dari segi apapun karena aku takut aku sebagai orang yang tidak bisa setia atau di percaya.

Di pulau dewata hatiku kesal setelah hari pertama dikenalkan sama temannya yang kebetulan juga berlibur di pulau tersebut dengan pasangannya.anehnya kok bisa sama-sama seperti ada sebuah kospirasi politik tingkat gay.. hem... biarkan juga seorang BA sepertinya lebih merasa nyaman di antara mereka, yang penting ku positive thingking aja? demi menjaga sebuah hubungan dan tidak mungkin liburan di kota itu jadi berantakan?

Entah aku tidak tahu siapa yang memulai tiba-tiba perasaanku was-was?  tanpa ada rasa curiga sedikitpun dan tanpa sadar muka ini menengok kebelakang, duh... begitu ketir lidahku tangan mereka berdua pada main di pangkuannya dan satunya main di tetenya, apakah itu seorang kekasih yang notabennya ke pulau dewata ingin berlibur berdua sesuai dengan perjanjian awal nggak tahunya diluar dugaan. BA mencoba memberikan sebuah penjelasan meski sebenarnya hati ku sakit, panas sepanas mentari siang di kuta. Aku sedikit terbakar cemburu, aku mau memisahkan katanya anak kecil, tidak dipisahkan hati ini sakit dan sakit banget. aku terima apapun demi menjaga sebuah hubungan ku pendam perasaan cemburuku dan ku coba mengalihkan pandangan diluar keluar di jendela mobil agar dapat menepiskan perasaan yang berkecamuk dalam diriku, biarlah ku serahkan bila itu yang terbaik.

Hari kedua di pulau dewata yang semula mau ke pantai Sanur gagal juga BA lebih memilih untuk bersamanya lagi, di taksipun seperti halnya orang yang tidak memperdulikan sebagai pacar, sebagai orang yang ngajak ke pulau dewata tersbut sama sekali nggak. yang dia rasakan kesenangan diri bareng teman-temannya yang lama kelamaan baru kutahu dia bukan temen kantor akan tetapi mereka komunitas dari orang yang pernah memakai dia. sungguh diluar kesadaranku selama ini, kupikir BA orang yang baik dan tidak mengenal lebih jauh di dunia gay, kenyataanya mungkin lebih parah dari aku.yang mejadikan anehnya lagi berciuman di sebuah discoutiqe gay di kuta, di pinggir jalan didepan mataku sambil mabuk BA seperti menikmati suasana dengan dia daripada aku. jujur saat itu aku pengin pulang kehotel dimana aku tinggal dan meninggalkan mereka berdua, tapi batin ini terasa berat bahkan lebih berat kalau terjadi diluar dugaanku. wah jangan-jangan ini mantan-mantannya fikirku dalam hati.

Waktu berlalu begitu cepat tanpa terasa jam telah menunjukan pukul satu malam, suasana diskotik semakin menggila pelukan, ciuman adalah hal biasa di Kota tersebut menambah suasan begitu mengasikan, tapi dengan diriku sendiri yang sudah berkorban agar terjalin sebuah kedamaian hanya isapan jempol. ku malah seperti orang yang tidak berharga dimata BA, kalau tahu dari awal BAmemang disana bareng temen komunitas mending kuptuskan untuk tidak ke pulau dewata, buat apa ke Pulau dewata toh BA hanya memperdulikan aku tanpa memperdulikan perasaanku dan pengorbananku. Lucunya lagi malah dia ngajak tidur bareng sama mereka. ada apa ini seruku dalam hati.
Kuputuskan untuk tidak memperdulikannya, langsung ambil motor dan menuju ke Pantai kuta, disana aku ngomong sepuasku.
" BA" kalau kamu kesini dibiayai mereka ku juga tidak masalah, tapi ini yang jelas-jelas dengan biaya ku sendiri supaya ada kedamaian kedepannya malah kamu sendiri yang hancurin. ku juga tahu itu bukan teman kantormu tapi temen yang di kenal lewat facebookkan? seruku dengan sedikit kesal
Jelas-jelas mereka memanggil namamu dengan nama Iqbal setahuku nama itukan nama yang sempat kamu pakai di komunitas yang kamu upload photo2mu telanjang. kamu pikir aku orang bodoh apa??
BA diam tanpa sepatah katapun, sesekali pandangannya entah kemana mungkin akibat minum 1 (satu) gelas wiski atau apa aku nggak tahu karena aku tidak suka minum yang pasti aku bayar waktu itu 1 (satu) cawan rp. 200. BA masih saja diam waktu telah menujukan pukul 4.30 pagi di Pulau Dewata aku memutuskan untuk kembali ke penginapan tapi BA tetap saja tidak mau, ku dibikin bingung dan bercampur kesal sampai akhirnya kuputuskan untuk mengantarkan BA ke temen-temennya.
Dengan nada pelan ku ngomong sama BA sebenarnya hati ku sakit banget dimana BA tidak menghargai bentuk pengorbananku sedikitpun.Tapi demi kebahagiaan BA barangkali  aku iklaskan untuk menghantarkannya ketempat temen-temennya. Kuingat kata-kataku dan masih ingat mulutnya dia berkotbah tanpa karuan.
" Ya udah aku antarkan kamu ke penginapan temen-temenmu agar kamu puas, tapi aku balik ke penginapanku. siapa tahu kamu mau reunian yang lebih dahsyat. seruku dengan batin teriris.
" Aku nggak apa-apa kok kalau emang kamu lebih berat ke mereka, yang pasti dari awal kamu datang kesini bukan dari ongkos dia, tapi dari aku sendiri selama ini aku nabung, karena dulu kamu yang menginginkannya ke kota ini, makanya aku penuhi. Sayang kamu sedikitpun tidak menghargai pengorbanan. jawabku dengan nada pelan.

Deburan ombak di pantai kuta menambah lukaku, angin spoy-spoy merasuk kedalam perihnya hatiku, kumencoba tegar dengan semua yang BA suguhkan, meski ku telan air liurku terasa pahit, batin ini begitu terluka dan sakit. pikiranku begitu ingin rasanya terbang untuk meninggalkan BA yang sepertinya aku tidak perduli.
Ya Tuhan bila ini bukti dari seorang pasangan kenapa masih saja selalu susah untuk melepaskan, kenapa Tuhan...???? seruku dalam hati dan sambil berdoa.
Saat itu aku sudah kesel dan terserah BA mau kemana kuputuskan untuk kembali ke penginapan BA ikut silahkan nggak pun buatku tidak masalah. yang penting aku bisa istirahat sebentar dan besoknya bisa lebih fresh untuk aktivitas selanjutnya.
Di kamar penginapanpun sama BA diam membisu, entah apa yang sedang di pikirkan, lama kelamaan membuat ku kesal dan ingin pergi meninggalkannya.
Aku menangis saat itu akibat menahan rasa kesal, selain acara iburannya hancur dan BA tidak menghargai menjadikan aku malas dan memutuskan untuk pergi saat itu dan ketemu di bandara Ngurah Ray. pada saat pulang, tapi BA menahanku dan menyembunyikan kunci itu dibalik kantong celana sambil berkemas barang-barang yang di belinya, aku tetap aja kesal dan merasa tidak dihargaii yang katanya masih sebagai seorang pacar.  Entahlah aku sendiri tidak tahu mungkin memang seperti itukah watak BA sebenarnya? biarkan ...

Kondisiku tidak seperti dulu
Mungkinkah karena kondisiku
Karierku hancur... kau berubah dan pergi

Jujur aku bekrja semaksimal mungkin, bahkan sampai titik darah penghabisan, terkuras seluruh waktu yang ada, menempuh panas dingin dan menerima keadaanku yang terkadang lemah, karena aku begitu menginginkan sebuah penghargaan hidup bahwa aku mampu tegak dengan kedua kakiku sendiri.
Walaupun aku mencetak kehidupan buruk yang sekarang bepengaruh besar untuk kehidupan panjang, setidaknya aku bisa menunjukan pada dunia bahwa aku tidak terpuruk terlalu dalam dan mampu bangkit dengan semua anugerah yang tuhan titipkan didalam ragaku.

Aku sadar ibarat roda berputar kadang diatas dan kadang di bawah tapi dengan aku dibawah dan terpuruk,  kenapa orang yang dulu menikmati kok tiba-tiba akan berlalu begitu saja, jujur selama aku menjalin hubungan tidak hanya BA aku tidak mau yang namanya membebani seorang pasangan, selain gengsi sebisa mungkin aku ingin berusaha memenuhi apa yang pasangan inginkan meski tidak di minta itu suatu keharusan buatku, aneh bin ajaib saat ini posisiku yang dulu terhormat disalah satu perusahaan marketing, kalau mendapatkan bonus aku selalu mengajak jalan-jalan minimal naik pesawat agar bisa refreshing.

Demi Tuhan aku tidak pernah sekalipun bergantung pada BA, apapun bentuknya, meski karierku saat ini hancur dan yang pasti selama menjalin hubungan aku tidak pernah merugikan BA, meski  sesekali kadang aku sengaja memancing BA tidak punya uang.

Anehnya ketika aku cerita lagi jatuh dan terpuruk BA sedikit demi sedikit BA sepertinya menghindar dan selalu berdalih yang tidak aku mengerti. Padahal aku sedang membutuhkan suport dalam keterpurukan ini  bukan MAteri dari BA ku juga tidak akan pernah meminta dari BA karena aku tahu kondisinya,aneh emang seorang pasangan berubah hanya karena kondisiku terpuruk, berarti sama dengan yang lain meski kadang yang terucap dari mulutnya jangan disamakan. Kenyataannya aku yang sedang down malah sepertinya ingin menghindar, gay mana sih yang bisa mengajak pasangannya selalu berlibur tiap tahun, paling yang sering ku dengar hanya pemuas nafsu belaka.


Terpaksa ku merekam hubungan intim
Tiada cara lain ...
aku juga bisa lakukan ini ...
karena rasa sakit yang kau torehkan....

Akibat dari kekesalan dan sebuah pengorbana yang tidak dihargai sama sekali aku punya ide untuk merekam  permainan HOT yang dia tidak tahu, jujur bukan untuk menjebak atau lainnya yang pasti biar dia  mengerti akan sebuah pengorbanan dari seorang maupun orang lain. meskipun BA banyak yang suka mana ada sampai bisa ajak jalan ke mana-mana bukan berarti aku mengungkit sama sekali tidak akan tetapi sebuah protes batin dan diri yang tidak dihargai apakah tidak sakit? siapa sih yang mau?
Maapkan aku BA, bila aku rekam hubungan intim kita semata bukan aku ingin mempublikasikan baik photo-photo mesra kita bukan juga mengeskpos dan suatu ketika membuatmu malu, bukan sama sekali, awalnya aku hanya ingin kamu jujur dan tidak perlu memutarbalikan kata apapun dan sumpah apapun, dari dulu sebelum kita jadian aku selalu bilang, kalau ada seseorang siapapun itu mending kamu jujur, dan aku tahu dari mulutmu sendiri, kenyataannya sering SMS masuk memanggil sayang dari seorang cowok kamu selalu bilang biasa temen kantor. itu dari dulu ketika malam minggu bertepatan dengan makan di Piza Hut. Entah aku sendiri tidak tahu kenapa kok bisa ya kamu selalu curangi aku, dan aku yang selalu kau salahkan.

Akupun hargai kalau kamu mau berpacaran baik sama cowok dan cewek sekalipun tapi yang selalu kudengar kamu berani bersumpah membawa nama Tuhan dan diatas alqur'an. yang kutakut hanya satu karma dari sumpah itu. bukan apa-apa karena aku juga punya perasaan.
Kalau toh kamu mau menjalankan dengan siapapun bukankah dari dulu aku selalu bilang biarkan aku yang pergi dari kota ini, tidak usah kewatirkan aku. Biarkan hubungan kita jadi kenangan. biarkan terpatri dan terkubur diantara gundukan tanah merah, biarkan Ia tenang dan tergambar di hati kita masing-masing. Bukan selalu menyudutkan aku, memfonis aku dan menghakimi kalau aku yang salah dan tidak membuat nyaman, bukankah selama ini sudah membuat dirimu nyaman?
Aku tahu aku bukan orang yang tahu tentang sumpah dalam agama, tapi aku tahu sumpah adalah kata akhir untuk saling mempercayai dan percaya, kalau kamu sebaliknya sumpah adalah sesuatu yang biasa kamu perankan untuk menutupi, sama aja bagiku kamu munafik.
Ingat selama kita menjalin aku juga sadar siapa aku, diri aku dan sempat kita ngomong, jangan memberikan harapan sama orang yang merasa menyukaimu, aku hanya memikirkan sebuah rasa sakit dan perasaan orang itu. Mungkin belum saatnya kamu mengalami hal yang sesakit aku, karena kamu merasa orang yang benar dimata temen ketka curhat, karena hanya sepihak, mungkin sama dengan temen-temenku yang selalu ku ajak curhat, merekapun sama beranggapan dihal yang sama, tapi buatku tidak masalah selagi itu buat kamu akan berarti dalam menjalin sebuah hubungan aku tidak akan pernah menghalangi kamu dengan siapapun. bahkan tidak akan menghancurkan hubunganmu bila itu yang kamu mau. Cuma satu hal yang saya minta dari kamu, kalau bener - bener kamu mau keluar dari kehidupan ini malah aku dukung, bukan seperti yang kamu fikirkan tentang aku. intinya aku setiap menjalani dengan siapapun kalau ada cowok maupun cewek dan masih berstatus pacar kamu, mending jangan buatku. Bukankah dulu kamu yang bilang ingin menjalani, bukankah dulu kamu yang bilang ingin sekali hubungan ini dibuat serius. Ku sadar dimatamu aku sebuah sampah yang sekarang sudah tidak berarti, dimatamu aku hanya orang yang selalu ingin menghancurkan dirimu, nama baikmu atau difikiranmu aku sudah tidak ada sebuah kebaikan. Akupun siap terima bila itu yang kamu mau.

Mungkin dalam bentuk kekesalan diri saja yang akhir dari kisah ini menjadi rapuh, menjadi lemah.  kalau kuingat akan sebuah perlakuanku pasti ku juga berontak karena rasa sakit atas apa yang kamu lakukan. Bukan aku tidak menyetujui kamu dengan cewek atau cowok manapun toh jalan hidup kamu yang menentukan sendiri, Cuma aku hanya bisa bilang kalau kamu mau beneran dengan siapapun sah-sah saja yang terpenting jangan sakit orang-orang yang mungkin ingin selalu menepi di sudut hatimu. Biarkan ia terjaga dan biarkan ia damai di hatimu, akupun selalu berdoa untuk dan atas kebahagianmu kelak, kalau sekarang aku sudah tidak menempati ruang dihatimu aku juga sadar barangkali jauh lebih baik buatmu, kalau selama ini aku yang kamu salahkan? tolong introfeksi diri yang main api siapa dulu, dan kalau bentuk pengorbanankuselama dua tahun akan kamu lenyapkan, setidaknya aku sudah iklas. Buatku berkorban demi orang yang di cintai aku tidak akan pernah menyesal. Biarkan disaat aku sekarang terpuruk dari semua semoga aku sanggup menegarkan tanpa kamu disisiku lagi.

Masalah demi masalah kembali muncul kedua dihal yang sama. entah kenapa yang terjadi selalu dijadikan sebuah alasan, emang dari awalnya kamu sudah berbohong dari nama, kerjaan dan alamat kerja sampai kapanpun kebohongan itu akan dijadikan apalagi dengan sumpah.

Masalah Kedua.
Memunculnya masalah terkadang 
dari kamu sendiri...
tapi biarlah....


Masalahku yang kedua sama masalahnya tidak mau mengangkat telepon ketika di telpon, aku baru ingat akan kata-katanya dia kalau tidak mengankat telephon berarti ada seseorang, dan aku sadar itu, tapi kenapa kesadaranku dan mataku dibukakan sekarang ini? bukan dari dulu sebelum terlanjur langkah ini melangkah lebih jauh, emang permasalahan yang kedua ini  yang bener-bener parah dan menyakitkan hatiku, bagaimana tidak setiap menjalin dengan seorang dia dan jalan barengan dengan seseorang selalu dari FB (face book) bukan dari mulut kamu sendiri, kata sumpah selalu mejadi hal kata yang favorite buatnya agar bisa meyakinkan pada setiap orang. selain bahasanya indah Demi Allah dan dan alunan merdu dari mulutmu berani bersumpah Al qur;an. buatku kau munafik duh mentang-mentang dulu kamu pernah belajar agama di sebuah pondok? atau karena kamu merasa paling benar sehingga kata dan arti sumpah yang kamu lontarkan hanya menutupi rasa malu dan kebohongan dirimu saja. bagiku tidak masalah selagi kamu bertanggung jawab sama Allah ku akan selalu mendoakan dirimu baik-baik.

tapi jangan karena kamu keluaran pondok jadinya bahasanya dijadikan sebuah keindahan untuk menutupi aib dan kemunafikanmu. masya allah benarkah itu dia yang dulu pernah mengisi hari-hariku atau bukan dia yang sekarang mejadi kan diri ini khilaf dan seperti yang tidak aku mengerti. mudah-mudahan ya buatk. aku juga sadar akan hal itu, bila kenyataannya kamu akan pergi untuk selamanya segalapun kusiapkan diri untuk bisa menerima apapun, tapi kalau aku tanya ke kamu maunya apa terserah aku, yang penting aku rubah sikap yang selama ini selalu salah dimatamu. aku akan mencoba. bila itu yang kamu mau.
aku tidak tahu lagi harus bagaimana semua sudah aku lakukan dan selama ini aku sudah berbuat seperti seorang pacar umumnya, dimata dia selalu salah dan sungguh kadang aku tidak mengerti, kalau memang dia yang jadi alasan perjodohanpun aku tidak masalah, karena dari dulu selalu aku dukung, bukan aku tidak mau mendukungnya? jujur aku juga sudah bingung harus bagaimana dan berbuat apa lagi, ku juga tidak akan menghalangi kemanapun dia akan pergi dan berlari, sejauh manapun aku akan mendukung akan kepergianmu, kalau aku munking orang jahat dan tidak punya etika dan moral bisa aja aku masukin Video MLnya, jadi hancur - hancur semua. tapi buat apa??? aku masu seperti dulu sebagaimana kamu masih menjanjikan untuk dijalani kedua-duanya? meski kadang hati ini menangis, batin ini menjerit akan aku coba bila itu yang kamu mau.

Jujur aku belum siap untuk menjalani ini semua, hati ini masih terasa sakit atas perlakuan dan penghianatnya , kebohongannya yang ia bangun, bukan ku menyesalai bentuk pengorbananku, tapi kenapa harus bohong dan menciptakan sebuah kebohonan.

Aku tidak akan mundur kebelakang untuk hal - hal yang bodoh. Tetapi aku juga insan yang kadang butuh sentuhan kasih dan perhatian yang bisa mengisi kehampaan yang terus menghantuiku saat ini, selama menjalin hubungan 2 tahun ini. Aku tidak mau membangun dinding yang teramat besar, yang nanti runtuh dan menghancurkan pondasi prinsis yang sudah aku tata sedemikian rupa.
Bila memang harus berakhir, silahkan berakhir. Tapi aku ingin akhir yang indah dan membentuk sepotong kenangan indah yang menjadi bagian dalam hidupku.Sulit, memang. Karena kenyataannya akan sangat sakit dan membuat separuh jiwa berhenti sehat. Tapi aku tidak mau larut dengan kehancuran. Aku ingin tetap tangguh dan tegar untuk orang yang menyayangi dan mencintai.

Gusti bila ini kehendak MU aku akan melupakannya dan akan menguburnya bahkan aku menganggap dia sudah mati dalam kehidupanku, biarkan dia bahagia yang akan ciptakan bersama seorang, aku sangat dan sangat iklas dan tulus hati serta menghargai keputusannya.

Allah YME yang selalu ada di setiap perjalanan hidupku, memberi warna khidupan yang beragam yang harus aku jalani dan selalu tidak pernah bosan mendengar doa doa malamku. Mungkin Allah ngelihat aku seperti kereta ekonomi yang nggak bisa jalan dengan baik, tapi selalu tujuan akhir adalah stasiun TUHAN.
 doaku semoga kebahagian selalu menyertai disetiap langkahmu terayun...

Kemayoran, september 2011